Kata Jamaah dan Agen

Mulai 12 Januari, Lion Air Layani Penerbangan Umroh dari Aceh

Banda Aceh - Mulai 12 Januari 2023, Lion Air akan memulai kembali layanan penerbangan umrah dari Aceh melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar (BTJ).
Umroh selama 13 hari itu akan diberangkatkan menuju ke Bandara Internasional King Mohammad bin Abdul Aziz, Arab Saudi (MED) di Madinah dan Bandara Internasional King Abdul Aziz, Arab Saudi (JED) di Jeddah.

Berikut Jadwal Penerbangan Umroh Lion Air dari Aceh:
1. Banda Aceh (BTJ) - Madinah (MED) JT-058: Berangkat 15.30 WIB, Tiba 21.25 waktu Madinah.

2. Jeddah (JED) - Banda Aceh (BTJ) JT-059: Berangkat 21.55 waktu Jeddah, Tiba 11.50 WIB.

Terdapat perbedaan waktu 4 jam antara Banda Aceh dengan Arab Saudi. Waktu Arab Saudi 4 jam lebih cepat daripada Banda Aceh.

Untuk penerbangan Umroh ini, Lion Air bekerjasama dengan mitra perjalanan resmi PT Belangi Tour and Travel Banda Aceh untuk mendukung pelaksanaan beribadah ke Tanah Suci.

Lion Air akan mengoperasikan pesawat Boeing 737 yang modern dengan fitur 215 kursi kelas ekonomi mempunyai tata letak kursi 3-3 lorong tunggal yang berlapis kulit dan lega, sehingga setiap jamaah dapat merasakan terbang nyaman hingga ke tujuan.

Setiap jamaah akan mendapat 2 kali layanan makanan dan minuman selama penerbangan berlangsung. Selain itu, jamaah juga akan merasa leluasa karena pesawat ini didesain dengan tampilan jendela tampak lebih besar dan bentuk dinding kabin bagian samping lebih luas.

"Lion Air mengucapkan terima kasih atas koordinasi dan dukungan dari regulator, pengelola bandara, pengatur lalu lintas udara, mitra perjalanan udara, pihak terkait (otoritas bandar udara, kantor kesehatan pelabuhan, imigrasi, BMKG serta lembaga berwenang yang lain), kru pesawat, dan seluruh karyawan. Semoga penyelenggaraan umroh ini berjalan lancar," tutup Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangannya, Kamis (12/1/2023).

sumber: detik.com

 

Baca Selengkapnya

Tarif Hotel di Arab Saudi Naik, Ongkos Haji hingga Umrah Makin Mahal?

Surakarta - Penyelenggaraan umrah mengalami tantangan baru. Setelah melonjaknya harga tiket pesawat pada bulan Agustus-Oktober, kini ada masalah lanjutan, yaitu kenaikan harga hotel di Arab Saudi yang mencapai 300 persen.
"Banyak sekali teman-teman Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang sudah melakukan reservasi dan pembukuan yang terpaksa harus downgrade ataupun menaikkan harga," kata Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Budi Darmawan, seperti dikutip dari situs resmi Himpuh, Senin (2/1/2023)

Budi mengatakan, bahwa Himpuh telah mendapatkan informasi dari beberapa vendor hotel di Arab Saudi. Mereka menyebut bahwa kontrak hotel yang saat ini dipegang oleh PPIU, tidak bisa lagi menjadi acuan.

"Karena harga-harga yang ada di kontrak itu sudah tidak berlaku lagi," terang Budi.

Ia menyampaikan, bahwa tantangan ini tidak hanya dihadapi oleh jemaah dan PPIU di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.

"Beberapa waktu lalu saya mendengar sendiri dari jemaah Malaysia, hotel mereka dipindahkan dari Kota Makkah," tutur Budi.

"Saya pribadi juga merasakan dampak dari kenaikan harga hotel ini. Saya punya grup umrah yang terpaksa dibatalkan karena memang kondisi di Madinah, untuk cari satu kamar saja sulitnya luar biasa," sambung Budi.

Ia menjelaskan, bahwa fenomena kenaikan harga hotel di Arab Saudi tidak hanya dilatarbelakangi oleh kenaikan kurs, ataupun dampak perang Rusia-Ukraina, tetapi karena para pemilik hotel ingin menutupi kerugian mereka dua tahun terakhir, selama masa pandemi Covid-19.

Himpuh sendiri telah menginformasikan kondisi ini kepada Kementerian Agama. Himpuh meminta agar Kementerian Agama dapat memahami situasi tersebut, dan membuat keputusan yang bijaksana.
 

"Kami minta agar Kementerian Agama tidak memberikan peringatan kepada PPIU apabila terjadi downgrade atau pemindahan hotel jemaah. Karena memang kondisinya tidak memungkinkan," ujar Budi.

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) Firman M Nur mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran nomor 1777/DPP- Amphuri/XII/2022 untuk menyikapi kenaikan tarif hotel di Makkah dan Madinah.

"Teori demand dan supply berlaku saat ini, akibat tingginya minat umat Islam sedunia untuk menunaikan ibadah umrah pasca pandemi menjadi momen para pemilik hotel menaikkan harga sewa," ujar Firman kepada detikcom, Senin (2/1/2023).


Sumber : https:/detik.com/
 

Baca Selengkapnya

Asal Usul Tawaf dalam Haji dan Umrah, Seperti Apa Sejarahnya?

Surakarta - Tawaf adalah salah satu bentuk dari ibadah haji. Bagaimana latar belakang adanya tawaf dalam ibadah haji dan umrah?
Melansir pada buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umroh oleh Ahmad Sarwat, Lc., M.A., makna dari kata tawaf adalah berputar mengelilingi Kakbah yang dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga setelah tujuh putaran dengan menjadikan bagian kanan tubuhnya menghadap ke Kakbah.

Pada masa lalu, orang-orang Arab jahiliyah mengerjakan tawaf dengan tata cara yang berbeda dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka melakukan tawaf di sekeliling Kakbah pada malam hari, bertelanjang tanpa busana, bertepuk-tepuk, dan bersiul-siul.

Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 35 yang berbunyi:


وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ ٱلْبَيْتِ إِلَّا مُكَآءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ

Artinya: "Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS. Al-Anfal: 35)

 

Pada permulaannya, peristiwa tawaf berbeda dengan pelaksaan haji yang dilakukan sekarang ini. Melansir pada buku Sejarah Ibadah oleh Syahruddin El Fikri, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur'an, setelah pembangunan Kakbah, Nabi Adam As diperintahkan untuk melaksanakan tawaf, yaitu mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh para malaikat Allah. Di dunia, mereka mengelilingi Baitullah dan di sisi Allah SWT mereka mengelilingi Bayt al-Ma'mur


Pelaksanaan tawaf juga diikuti oleh para nabi-nabi setelah Adam As. Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah menyebutkan dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah bahwa Ibnu Abbas ra berkata,

"Ketika Nabi SAW sedang lewat di lembah Usfan pada waktu berhaji, beliau berkata, "Wahai Abu Bakar, lembah apakah ini?" Kemudian, Abu Bakar menjawab, "Lembah Usfan." Nabi bersabda, "Hud dan Saleh as pernah melewati tempat ini dengan mengendarai unta-unta muda yang tali kekangnya dari anyaman serabut. Sarung mereka adalah jubah dan baju-baju mereka adalah pakaian bergaris. Mereka mengucapkan talbiyah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.""

Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail As. Ketika mereka telah usai dalam pembangunan Kakbah, keduanya melakukan tawaf sebagai penghormatan pada Baitullah. Demikian pula yang dilakukan oleh nabi-nabi lainnya yang melakukan hal serupa.


Gerakan mengelilingi Kakbah mengacu pada gerakan perputaran benda-benda langit yang bergerak pada porosnya. Hal tersebut memberikan makna berupa bentuk kepatuhan benda-benda langit kepada hukum Allah yang mengatur seluruh jagat alam.

Sumber : detik.com
 

Baca Selengkapnya

Copyright © 2022 QBLAT
Designed by QBLAT